TERJEMAHAN
MENU TANBAHAN
- Prota
- Promes
- B S E
- Materi Pelajaran
- Soal Latihan
- Artikel
- KBBI
- Soal Online
- Blog
- Daftar Anggota
LINK EDUKASI
ARSIP BLOG
PENGIKUT
Pengunjung
Diberdayakan oleh Blogger.
Senin, 01 April 2013
PUISI PILIHAN DALAM LOMBA CIPTA PUISI LINGKUNGAN
3:08:00 AM |
Diposting oleh
mgmpbin@blogspot.com
BUMIKU MATI
(Dimas
Chandra)
Cakrawala pagi,
Tumbuh,
Merekah,
Menembus
dedaunan … (kering)
Sesekali hinggap pipit berkicau,
Seolah memaksakan kehidupan dari
kematian ini
Terlihatlah
dari kejauhan
Pohon-pohon
…
Hanyalah
batang
Tak
berklorofil
Tanah-tanah …
Hanyalah
pecahan-pecahan
Mati ….
Begitu pula,
Para malaikat ududk di antara awan-awan
Menggenggam
piano mungil
Menyusun
sajak kematian
Bumi,
Menangis …
Seolah teriris pisau berkilau
Merintih …
Mungkin alam telah sekarat …
Usianya
hanyalah hitungan jari
Menanti
saat-saat kematian,
Dan
sirna …
DESAKU DI AMBANG PILU
(Asnah
Nurul Khitimah)
Nanah pilu, terus mengalir
Embun mata terus bercucuran
Bahkan serasa buram
Pada fatamorgana kenyataan
Melihat suasana desa
Di ambang kematian
Melihat lahan desa
Asing dalam pandangan
Ya …………..
Gedung-gedung bertingkat
Yang pernah singgah dalam mimpi
Kini jadi nyata
Hendak ke mana kucari
Desa yang dulu riang akan kesederhanaan
Kini terkubur masa
Terores karatnya waktu
Kucoba telusuru labirin
Hingga pikirku penat
Namun …..
Kupercaya cahaya kasih
Di sana terus memanduku
LAUTNYA DI PAGI HARI
( Nurul
Vicky)
Mataku terbuka melihat dari kejauha
Tampak sang nyiur memberikan lambaian
Sambutan tawa sang nelayan
Senyuman lembut mentari yang bergembira
Deburan ombak yang memecah karang
Keceriaan tergambar dari lincahnya sang ikan
Bening air dan suasana tenang
Hembusan angin, membawa pejaman
Pejaman mata yang merasakan kelembutan
Jamuan indahnya pagi di tepi lautan
Rambutku melayang terhembus angin
Pikiranku pecah terhantam ombak
Pandang mataku telah tercuri
burung camar
Senyum tulusku hanyut oleh arus
laut
Kakiku gemetar tersentuh dinginnya
air laut
Dalam hatiku tlah
terlukis ungkapku pada-Nya
Tuhan, inilah laut-Mu
Tuhan, inilah
kekayaan-Mu
Tuhan, inilah
pemberian-Mu
Lautan asri, yang tak
ternodai
Lautan indah di pagi
hari
Terima kasih ucap
syukurku
Atas kayang, indahnya,
dan bergunanya
Laut-Mu …..
Pada kesempatan lain akan dimuat karya puisi yang masuk sepuluh besar
Maaf Pak Herman atas keterlambatan saya memuat puisi pilihan ini.
Maaf Pak Herman atas keterlambatan saya memuat puisi pilihan ini.
(Salam dari: JawaM@dura.com)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar