click to generate your own text

TERJEMAHAN

MENU TANBAHAN

ARSIP BLOG

PENGIKUT

Pengunjung

PESAN

Diberdayakan oleh Blogger.

Artikel


PERBEDAAN BAHASA ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN

Anak perempuan


1.       Menghindari bahasa yang berisi umpatan dalam percakapan dan cenderung menggunakan kata-kata yang lebih sopan: silakan, terima kasih, selamat jalan, dsb.
2.      Ekspresi emosional yang digunakan lebih halus, misalnya: Oh sayangku, Ya Allah, dsb.
3.      Cenderung menggunakan bahasa tidak langsung dalam meminta persetujuan dan lebih banyak mendengarkan. Perannya dalam percakapan adalah sebagai fasilitator.
4.      Lebih banyak berbicara secara berpasangan dengan teman akrabnya dan saling  menceritakan rahasianya 

Anak Laki-laki

1.      Ekspresi emosional cenderung menggunakan kata-kata kasar misalnya umpatan: sialan, bedebah, dsb.
2.      Cenderung menggunakan bahasa secara langsung dan bersifat memberitahu, karena laki-laki menganggap perannya dalam percakapan adalah pemberi informasi.
3.      Kurang banyak berbicara, tetapi lebih banyak berbuat. Pada perkembangan ke tingkat dewasa seorang ayah lebih banyak menggunakan perintah ketika berbicara dengan anak laki-laki, dan lebih banyak menginterupsi pembicaraan anak perempuannya.


Selama periode sekolah sampai dewasa, setiap individu meningkatkan jumlah kosa kata dan makna khas istilah secara teratur melalui konteks tertentu. Dalam proses tersebut seseorang menyusun kembali aspek-aspek kebahasaan yang telah dikuasainya. Hasil dari proses tersebut tercermin dari kata-kata yang digunakannya, misalnya dengan penggunaan bahasa figuratif, atau kreativitas berbahasa yang begitu pesat.
Keseluruhan proses perkembangan semantik dari awal sekolah dasar ini dapat dihubungkan dengan keseluruhan proses kognitif (owen, 1992: 374).

Ada dua jenis penambahan makna kata secara horisontal. Anak semakin mampu memahami dan dapat menggunakan suatu kata dengan makna yang tepat. Adapun penambahan vertikal berupa peningkatan jumlah kata yang dapat dipahami dan digunakan dengan tepat (Owens, 1992: 375)

             Kemampuan anak di kelas-kelas rendah dalam mendefinisikan kata-kata meningkat dengan dua cara; Pertama secara konseptual dari definisi berdasar pengalaman individu ke makna yang lebih bersifat sosial atau makna yang dibentuk bersama. Kedua anak bergerak secara sintaksis dari definisi berupa kata-kata lepas ke kalimat-kalimat yang menyatakan hubungan yang kompleks (Owens, 1992: 376)

Bahasa Figuratif memungkinkan pengguna bahasa menggunakan bahasa secara kreatif, imajinatif, tidak secara literal, untuk menciptakan kesan emosional atau imajinatif. Termasuk jenis bahasa ini adalah ungkapan, metafora, kiasan, dan peribahasa.

Ungkapan, adalah pernyataan pendek yang telah digunakan bertahun-tahun dan tidak dapat dianalisis secara gramatikal. Contoh, rumah makan, kamar kecil, makan hati, kepala batu, ringan tangan, dsb.

Metafora dan kiasan adalah bentuk ucapan yang membandingkan benda yang sebenarnya dengan khayalan. Perbandingan dinyatakan secara implisit, misalnya, suaranya membelah bumi. Sedangkan kiasan sebaliknya, yaitu perbandingan dinyatakan secara eksplisit. Contoh, dua gadis itu seperti pinang dibelah dua.

Peribahasa adalah pernyataan pendek yang sudah dikenal yang berisi kebenaran yang terterima, pikiran berguna atau nasehat. Contoh, Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna. Menepuk air di dulang terpercik muka sendiri. dsb.

Bahasa figuratif lebih dapat dipahami dalam konteks daripada secara terpisah
Makna bahasa figuratif disimpulkan pada penggunaan berulang-ulang dalam konteks yang berbeda-beda.
Kejelasan metaforik, yakni hubungan makna literal dan figuratif akan memudahkan penafsiran. Contoh, tutup mulut akan lebih mudah dipahami dari pada makan hati, sedangkan anak berumur 7 – 9 tahun menafsiran peribahasa secara literal.


Perkembangan Morfologis dan Sintaksis

Perkembangan bahasa pada periode usia sekolah mencakup perkembangan secara serentak (simultan) bentuk-bentuk sintaktik yang telah ada dan perolehan bentuk-bentuk yang baru. Perluasan kalimat menggunakan frase verba dan nomina. Fungsi-fungsi kata gabung dan kata ganti juga diperluas, termasuk tambahan struktur bentuk pasif.

Prosesnya diawali dengan mempelajari bentuk-bentuk morfem yang semula bersifat hafalan, kemudian diikuti dengan membuat kesimpulan kasar tentang bentuk dan makna fonem, dan terakhir barulah membentuk kaidah. Proses ini rumit ini dimulai pada periode prasekolah dan berlangsung terus sampai pada masa adolesen 

Bentuk Kalimat

1. Bentuk pasif dapat dibalik
2. Bentuk pasif tidak dapat dibalik yang pelakunya berupa instrumen

3. Bentuk pasif tidak dapat dibalik yang pelakunya manusia 

Contoh:
1. “Ani dikejar Amir” dapat dibalik “Amir dikejar Ani”.
2. “Mangga dilempar dengan batu” tidak mungkin “Batu dilempar dengan mangga”
3. “Buku saya dipinjam oleh Jono” tidak mungkin dibalik “Jono dipinjam oleh buku saya”

TINGKATAN PENGGUNAAN 

Anak-anak biasanya menggunakan bentuk pasif yang dapat dibalik dan yang tidak dapat dibalik dalam jumlah seimbang, namun sering mengalami kesulitan dalam membuat kalimat dan menafsirkan kalimat pasif yang dapat dibalik

Bentuk kalimat yang digunakan

Umur 8 tahun lebih banyak menggunakan bentuk pasif yang tidak dapat dibalik

Umur 11 – 13 tahun lebih banyak menggunakan bentuk pasif yang tidak dapat dibalik yang pelakunya manusia,
 Penggunaan “dan” pada awal kalimat mulai jarang muncul,Ø
 Pada umur 12 tahun mulai sering menggunakan kata penghubung yang menghubungkan klausa “karena”, “jika”, “supaya”.Ø

Catatan:

- Anak-anak sering mengalami kesulitan dan kebingungan dalam menggunakan “karena”, “dan”, “lalu”. Sebagai contoh, untuk mengatakan “Saya tidak masuk sekolah karena saya sakit” sering diucapkan “Saya sakit karena saya tidak masuk sekolah”
- Pemahaman secara konsisten baru terjadi pada kurang lebih umur 10 sampai 11 tahun.
- Penggunaan kalimat dengan kata sambung “karena” lebih mudah dipahami daripada “meskipun”. Contoh, “Saya memakai payung karena hujan” lebih mudah daripada “Saya memakai payung meskipun hujan”.

Umur/jenjang Perkembangan Membaca

Sebelum 6 tahun Fase pramembaca
Fase 1
 6 tahun±
Mempelajari perbedaan huruf dan perbedaan angka yang satu dengan yang lainnya, sampai akhirnya mengenal huruf dan angka secara keseluruhan.

7 atau 8 tahun 
Umumnya anak telah memperoleh pengetahuan tentang huruf, suku kata, dan kata yang diperlukan untuk membaca (pengetahuan ini umumnya diperoleh di sekolah).

Fase 2
Kelas 3 dan 4 
Dapat menganalisis kata-kata yang tidak diketahuinya menggunakan pola tulisan dan kesimpulan yang didasarkan konteksnya.

Fase 3
Kelas 4 sampai Kelas 2 SLTP 
Membaca tidak lagi hanya pengenalan tulisan tetapi pada pemahaman.

Fase 4
Akhir SLTP sampai dengan SLTA 
Penggunaan keterampilan tingkat tinggi misalnya, inferensi(penyimpulan), dan pandangan penulis untuk meningkatkan pemahaman

Fase 5
Perguruan tinggi 
Dapat mengintegrasikan hal-hal yang dibaca dengan pengetahuan yang dimilikinya, dan menanggapi secara kritis apa yang dibacanya (Owens, 1992: 400-401)

Ada kesejajaran antara perkembangan membaca dan menulis. Pada umumnya penulis yang baik adalah pembaca yang baik, demikian juga sebaliknya. Proses menulis dekat dengan menggambar dalam hal keduanya mewakili simbol tertentu. Namun, menulis berbeda dengan menggambar. Hal ini diketahui anak ketika berumur sekitar 3 tahun
(Owens, 1992: 403).

Umur/jenjang Kemampuan
6 tahun (kelas 1 dan 2) 
- Kurang memperhatikan format, jarak tulis ejaan, dan tanda baca.
- Belum memperhatikan pembaca, dan masih bersifat egosentrik.

Kelas 3 dan 4 
- Mulai memperhatikan pembaca,
- Mulai merevisi dan menyunting tulisannya

Pada periode usia sekolah terjadi perkembangan kemampuan menggunakan kalimat dengan lengkap baik secara lisan maupun secara tertulis. Terjadi pula peningkatan penggunaan klausa dan frase yang kompleks serta penggunaan kalimat yang bervariasi.

Semoga bermanfaat !
                                   Salam dari : JawaM@dura.Com




    Tips Hidup Bahagia Setiap Hari

     

     Kebahagiaan itu ketika kita mencintai apa yang kita miliki.
    Sebuah pesan untuk hidup bahagia yang sederhana namun penuh makna. Saya sepakat dengan kalimat tersebut. Sebuah ajakan bagi kita untuk mensyukuri segar-hijaunya rumput di halaman rumah sendiri.
    Kira-kira apa yang bisa kita lakukan atau hal-hal apa yang membuat kita hidup bahagia setiap hari? Daftar tips berikut ini semoga bisa menjadi pengingat kita bersama sebagai upaya agar selalu  berbahagia setiap hari.
    1. Bangun pagi-pagi. Bangun lebih awal dan berjanjilah untuk merayakan hari ini dengan tidak menyia-nyiakannya sedetikpun. Lihat cahaya mentari yang menyingsing di ujung timur sana. Seperti itu juga semangat bersinar di dada kita.
    2.     Nikmati makan. Jangan tergesa-gesa. Cobalah sekali ini gigit dan kunyah pelah-pelan makanan yang kita makan. Dari tiap kunyahannya, rasakan betapa enak rasanya. Nikmat sekali bukan? Betapa besar nikmat yang telah diberikan Tuhan kepada kita. Syukuri nikmat ini, renungkan betapa banyak saudara kita yang masih kesulitan mencari makan, bahkan ada pula merka yang terikat dengan makanan pantangan.
    3.  ACTION-kan niat kita. Punya niat sekian lama yang tak kunjung terlaksana? ACTION-kan sekarang! Mungkin kita hendak mengunjungi sanak saudara yang sudah lama tak bersua; atau mungkin sudah lama berniat ingin mengajak jalan-jalan keluarga, ACTION-kan sekarang juga.
    4. Belajar positive thinking. Kalau kita merasa terlalu banyak dibelenggu oleh pikiran negatif, mulai sekarang coba belajarlah ber-positive thinking. Perasaaan kalau kita tidak bisa atau sering bersikap menyalahkan misal, gantilah dengan sisi positif. Perbanyak isi pikiran dengan solusi, solusi dan solusi. Kuatkan dengan kata-kata motivasi. Pikiran negatif  hanya menggerogoti inovasi positif. yang ada pada kita.
    5.  Waktu jatuh cinta. Ingat bagaimana rasanya waktu kita jatuh cinta pertama kali pada pasangan anda?  Coba ingat dan rasakan kembali… kita pasti jadi senyum-senyum sendiri.
    6.     Tenanglah. Kalau tiap harinya biasanya kita diburu waktu, cobalah hari ini anda rileks. Hirup nafas dalam-dalam. Lakukan apa yang kita suka dengan santai, tanpa ada lagi yang dirasa mengejar-ngejar kita.
    7.     Tatap wajah anak-anak kita. Meski mungkin sekarang mereka sudah gede, coba sempatkan tatap wajah mereka dalam-dalam. Ingat bagaimana waktu mereka kecil, waktu mereka cium tangan pamit berangkat sekolah, saat mereka bisa berjalan pertama kali, dan momen-momen bahagia lainnya. Pasti anda akan teramat bersyukur dapat melihat pertumbuhan anak-anak kita dari kecil sampai besar seperti sekarang ini.
    8.  Berbagilah. Temui orang-orang yang tak seberuntung kita. Cobalah bicara dengan mereka. Cari tahu bagaimana kehidupan sehari-hari mereka. Serta berbagilah dengan mereka. Kita pasti akan sangat bersyukur dengan keadaan kita sekarang.
    9.   Belajar hal baru. Punya waktu luang lumayan panjang? Cobalah cari kegiatan baru yang bisa menambah keahlian kita. Bukan buat gagah-gagahan atau apa, tapi sebab kita memang dianugerahi kemampuan untuk terus meningkatkan diri.
    10.Cium tangan orangtua kita. Ingat betapa besar pengorbanan orangtua kita selama ini. Sejak kita kecil sampai tumbuh dewasa seperti sekarang. Bersyukurlah memiliki orangtua yang mencurahkan segenap rasa cinta dan kasih sayangnya pada kita. Tidak ada yang memiliki cinta sebesar mereka pada kita. Jika mereka sudah tiada, cobalah ingat jasa dan kasih saying mereka.
    11. Temui orang yang lebih tua. Selain orangtua kita pastinya, temui juga orang-orang yang lebih tua dari kita seperti guru kita misal. Silaturahim yang kita jalin pasti akan bermanfaat besar. Kita bisa belajar banyak dari mereka.
    12 Tertawalah. Ingat kapan terakhir kali kita tertawa? Mungkin gara-gara kesibukan yang luar biasa dahsyat, kita bahkan sampai tak sempat untuk tersenyum. Coba cari bacaan atau tontonan yang bisa melemaskan urat syaraf kita dan TERTAWALAH lepas.
    13. Lakukan yang kita suka. Apa hobi kita? Apa kesukaan kita? Ayo lakukan sekarang. Kita sudah lama tidak melakukannya, kan?
    14.Istirahat cukup. Agar kita punya energi cukup untuk menjalani hari kjita yang menyenangkan, istirahatlah yang cukup. Ketika waktu tidur tiba, bergegaslah tempat tidur.
    15.Sapa. Bersikaplah ramah. Sapa orang yang kita temui; di jalan, di kantor, di took, atau di tempat-tempat lain. Iringi dengan senyuman manis.
    16. Kenalan. Perluas lingkungan sosialiasi kita. Perbanyak  teman. Ingat : banyak teman, banyak rejeki!
    17. Senyumlah. Jangan malu-malu, senyumlah. Senyum membawa energi positif.
    18.Beri maaf. Beri maaf orang yang berbuat salah pada kita. Jangan buat hidup kita terbebani oleh dendam. Dendam penyakit hati yang sulit diobati, dan selalu menghantui pikiran kita.
    19.Habis gelap pasti terang. Dalam hidup pasti ada hal-hal yang tidak kita inginkan menghampiri kehidupan kita. Mungkin baru saja kita kehilangan pekerjaan, atau bisnis kita sedang suram, atau mungkin kita kehilangan orang terkasih. Belajarlah untuk menerimanya. Ini bagian dari hidup. Ikhlaskan. Selepas itu, kembali tegaklah berdiri.
    20. Doa. Panjatkan doa sepenuh hati. Segala macam ujian yang kita hadapi, serahkanlah pada-Nya. Tuhan tidak pernah tidur dan lalai
                                   


                                           Salam dari : JawaM@dura.Com






Pengertian Makna Denotatif, Konotatif, Lugas, Kias, Leksikal, Gramatikal, Umum dan Khusus
(Oleh : Ahmad Herman, S.Pd.)

1. Arti Definisi / Pengertian Makna Denotasi / Denotatif
Makna denotasi adalah makna yang sebenarnya yang sama dengan makna lugas untuk menyampaikan sesuatu yang bersifat faktual. Makna pada kalimat yang denotatif tidak mengalami perubahan makna.
Contoh :
- Mas parto membeli susu sapi
- Dokter bedah itu sering berpartisipasi dalam sunatan masal
2. Arti Definisi / Pengertian Makna Konotasi / Konotatif
Makna konotasi adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran dan merupakan makna denotasi yang mengalami penambahan.
Contoh :
- Para petugas gabungan merazia kupu-kupu malam tadi malam (kupu-kupu malam = wts)
- Bu Marcella sangat sedih karena terjerat hutang lintah darat (lintah darat = rentenir)
3. Arti Definisi / Pengertian Makna Lugas
Makna lugas adalah makna yang sesungguhnya dan mirip dengan makna denotatif.
Contoh :
- Olahragawan itu senang memelihara codot hitam
- Pak Kimung minum teh sisri di pematang sawah
4. Arti Definisi / Pengertian Makna Kias
Makna kias adalah makna yang bukan sebenarnya yang sama dengan makna konotatif.
Contoh :
- Pegawai yang malas itu makan gaji buta (makan = menerima)
- Si Kadut senang terbang bersama miras oplosan beracun (terbang = mabok)
5. Arti Definisi / Pengertian Makna Leksikal
Makna leksikal adalah makna yang tetap tidak berubah-ubah sesuai dengan makna yang ada di kamus.
Contoh :
- toko
- obat
- mandi
6. Arti Definisi / Pengertian Makna Gramatikal
Makna gramatikal adalah makna yang dapat berubah sesuai dengan konteks pemakaian. Kata tersebut mengalami proses gramatikalisasi pada pemajemukan, imbuhan dan pengulangan.
Contoh :
- Bersentuhan = saling bersentuhan
- Berduka = dama keadaan duka
- Berenam = sekumpulan enam orang
- Berjalan = melakukan kegiatan / aktivitas jalan
7. Arti Definisi / Pengertian Makna Umum
Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang luas dari kata yang lain.
Contoh :
- Masykur senang makan buah-buahan segar
- Tukang palak itu sering memalak kendaraan umum yang lewat
- Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya harta
8. Arti Definisi / Pengertian Makna Khusus
Makna umum adalah makna yang memiliki ruang lingkup cakupan yang sempit dari kata yang lain.
Contoh :
- Masykur senang makan jamblang segar
- Tukang palak itu sering memalak bis kopaja yang lewat
- Anak yang cacat fisik dan mental itu tidak punya rumah

Dari : Blog  AHERMAN ANGGARATA