Tahun baru 2012 sudah tiba. Banyak hal yang dilakukan orang. Ada yang merencanakan merayakan tahun baru dengan rekreasi bersama keluarga, ada yang berkunjung ke rumah keluarga, dan ada pula yang sama sekali tidak merespon adanya pergantian tahun ini.

      Malam tahun baru belakangan ini dirayakan dengan acara yang luar biasa, terkesan berhura-hura, atau berlebihan. Pergantian tahun  yang spektakuler tersebut biasanya disiarkan secara langsung oleh beberapa media elektronik. Acara tersebut biasanya menggelar penampilan artis-artis papan atas dari ibu kota. Menjelang detik-detik pergantian tahun baru ditandai dengan peniupan terompet, pesta kembang api, dan lain-lain. Tidak peduli walaupun di dalam  acara tersebut menghabiskan biaya puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Yang penting acara tersebut meriah dan luar biasa. (Klik : Baca selengkapnya)

      Selama acara ini tidak banyak membawa dampak negatif  seperti kecelakaan, kemacetan, perkelahian, terjadinya tindak kekerasan, atau tidak mernimbulkan kerugian orang lain mungkin sah-sah saja. Hanya yang perlu kita pertanyakan adalah; perlukah budaya penyambutan pergantian tahun baru seperti ini dipertahankan, perlukah budaya penyambutan tahun baru yang terkesan berhura-hura ini ditiru oleh masyarakat Sumenep?

      Mungkin ini termasuk tugas kita sebagai guru khususnya di kabupaten Sumenep untuk mengkomunikasikan kepada peserta didik kita tentang bagaimana menyambut pergantian tahun baru sehingga tidak terkesan berlebih-lebihan dan berhura-hura. Arahkan kegiatan penyambutan tahun baru tersebut pada kegiatan-kegiatan yang positif. Kegiatan penyambutan tahun baru ini bisa difasilitasi melalui kegiatan OSIS, misalnya dengan mengadakan bakti sosial, mengadakan berbagai lomba, penyantunan terhadap anak yatim, dan sebagainya.

      Sebenarnya ada beberapa hal yang perlu kita renungkan sehubungan dengan pergantian tahun baru ini;