TERJEMAHAN
MENU TANBAHAN
- Prota
- Promes
- B S E
- Materi Pelajaran
- Soal Latihan
- Artikel
- KBBI
- Soal Online
- Blog
- Daftar Anggota
LINK EDUKASI
ARSIP BLOG
PENGIKUT
Pengunjung
Diberdayakan oleh Blogger.
Selasa, 27 Maret 2018
10:18:00 AM |
Diposting oleh
mgmpbin@blogspot.com
Indahnya Pantai Slopeng
Karya : Nahriyatul
Faidah
Pantai Slopeng.......
Gunung pasir menjulang putih
Daun-daun kelapa melambai riang
Pepohonan menghijau
Menghiasi keindahan pantai
Oh.....pantai Slopeng
Ombak berkejar-kejaran
Berdebur memecah karang
Ikan-ikan mulai berenang,
Riang, senang
Oh.....Tuhan
Sungguh indah ciptaan-Mu ini
Oh.....Tuhan
Akan kujaga alam ini
Sampai akhir hayatku
Indahnya Pantai
Karya : Eka Nur Afia Rohmayati
Langit
biru berkilauan
Mendinginkan
penglihatan
Menjernihkan
pikiran
Angin
bertiup perlahan
Sejuk
kurasakan
Pantaiku ...........
Ombak yang bergulung
Pasirnya
mengkilau
Nyiur yang melambai
Menyejukkan mata dan hati
Perahu
nelayan menghiasi lautan
Butiran
pasir terhampar luas
Warna
ombak dan langit yang biru
menghiasi
penglihatan
Oh tuhan............
Terimakasih atas karunia-Mu
Pagi yang indah
Karya : M.rizal
Pagi
hari agin bertiup sepoi-sepoi
Menerpa
dedaunan
Burung
bernyanyi-nyanyi,menari-nari
Pagi hari
jejak-jejak petani
Menghiyasi
tanah yang subur
Menunggu
matahari keluar
Dari
singgah sananya
Pagi
hari awan bersisik putih
Menghiyasi
langit sejuk dihati
Oh.....tuhan
Sungguh
mulia ciptaanmu
Mentari Pagi
Karya :
Roby Nizar Maulana
Aku
terbangun di pagi hari
Sang
mentari menyinari bumi
Sinarnya
menenangkan hati
Menyambut
pagi ini
Suara burung terdengar merdu
Berterbangan di langit biru
Oh
Tuhan......
Sungguh
indah ciptaan-Mu
Aku
akan selalu menjaga alam ini
Indahnya
Pantai
Kara :; Andriyono
Burung-burung
berkicau riang
Mengiringi
terbitnya mentari di ubuk timur
Agin
sepoi-sepoi menyejukkan pagi
Mentari
bersinar dan tersenyum cerah
Ombak berkejar-kejaran
ketepian
Ikan-ikan berenang,senang
Keindahan pantai ini
Semua orang terpesona
Oh Tuhan.....
Sungguh
indah ciptaan_Mu ini
Aku
akan selalu menjaga keindahan
Yang
kau berikan ini
Indah
Pantaiku
Karya :
Dewi Sartika
Pantaiku .............
Gunung pesisir menjulang putih
Pepohonan menghijau
Pohon nyiur melambai-lambai
Pohon cemara menyejukkan pantai
Angin
bertiup sepoi-sepoi di pantai
Ombak-ombak
berkejar-kejaran
debur
ombak memecah karang
Ikan-ikan
berenang riang
Sungguh
indahnya pemandangan ini
Para nelayan gembira riang
Perahu nelayan berjejer siap
Untuk pemberangkatan
Tuhan.....betapa
indah pemandangan ini
Terima
kasih Tuhan
Indahnya Pantai
Karya :
Dewi Sartika
Mentari Pagi menyapa alam
Angin bertiup sepoi sepoin
Dau- daun menari berseri
Pohon menghiasi keindahan pantai
Burung
berkicau riang di atas
pohon
Ombak
saling berkejaran
Ikan-ikan
berenang riang
Perahu
layar berjejer
Menambah keindahan pagi
Oh......Tuhan
\
Sungguh indah karuniamu
Akan kujaga allam ini
Sepenuh hatiku
Indahnya
Alam
Karya :
Deni Rozin
Mentari pagi menyinari alam
Angin bertiup sepoi-sepoi
Daun menari-menari
Burung berkicau riang dipinggir pantai
Ikan berkeliaran dipinggir pantai
Ombak saling berkejaran
Oh...................tuhan
Sungguh
indah ciptaanmu ini
Oh....................tuhan
Akan
kujaga alam ini
Sampai
akhir hayatku
Gerhana
matahari
Karya: Amirul Husaini
Dini hari cahaya redup
Di bawah
rembulan yang pucat
perlahan menggelap
bayangan bumi
diam diam merayap
di bawah
rembulan yang diam
itulah gerhana
aku terdiam resah
bumiku pasrahoh
menanti gerhana musnah
oh Tuhan...
sungguh indah ciptaan mu
akan kujaga alam ini
dengan sepenuh hatiku
10:08:00 AM |
Diposting oleh
mgmpbin@blogspot.com
Pagiku tak
Beruntung
(Cerpen Naja Maharani Prajna Paramyta dan Susiyanti)
Entah mengapa baru kali
ini aku bangun sampai sesiang ini. Aku tatap jam dinding dikamarku telah
menunjukkan pukul 06.30 tanpa basa-basi langsung aku lempar selimutku sambil berteriak
keras.
“ Bu, aku kok tidak
dibangunin? ” tanyaku dengan nada menyalahkan ibu, namun ibu tidak menjawab
karena sibuk menyiapkan sarapanku.
Aku
usahakan mandi secepatnya hingga lupa menyikat gigiku. Aku langsung menuju
kamarku dan memakai seragam sekolah.
“
Ibu, antarkan aku sekarang juga! ” kataku memaksa.
“
Ayahmu masih keluar, Nak. Tunggu sebentar lagi dia datang, ” kata ibu.
“
Tidak, Bu. Aku tidak mau menunggu ayah. Aku sudah telat ayo antarkan aku
sekarang! ” kataku sambil menarik lengan ibu memaksa. Ibu bergegas mengambil
kerudungnya lalu mulai menyalakan sepeda motor. Tak berapa lama mesin motor
dihangatkan aku langsung meminta ibu untuk berangkat.
@@@
Hari ini aku
benar-benar kesal, tak pernah kubayangkan bahwa aku akan datang telat ke sekolah.
Di jalan terus saja aku memaksa ibu untuk mempercepat laju motorku itu.
Tiba-tiba di tengah perjalanan, jalan terhadang oleh kayu yang
cukup besar dan terdapat tulisan juga di atasnya bahwa sedang
ada perbaikan jalan. Dan pada saat itu pula ibu langsung mengerem mendadak,
oleh karena itu kepalaku terbentur punggung ibu tanpa sengaja.
“
Aduh ….. Kok ngerem mendadak, Bu? ” tanyaku pada ibu sambil mengusap kepalaku
yang sakit karena benturan tadi.
“
Nak, di depan ada perbaikan jalan , ” kata ibu padaku.
“
Loh kok ada perbaikan jalan sih…., kemarin kan baik-baik saja. Mau lewat mana
sekarang , Bu? ” tanyaku pada ibu dengan frustasi. Bagaimana tidak frustasi,
sekarang aku sudah telat dan malah ditambah lagi jalan yang biasa kulewati
setiap hari sedang ada perbaikan. Ingin menangis saja rasanya, akan tetapi
menangis tak ada gunanya. Aku akan tetap telat dan akan tetap dimarahi
sesampainya di kelas nanti.
“ Kita balik saja dulu, Nak. Kita lewat Dasuk saja, ” kata ibu menenangkanku yang sudah tampak
gusar.
“ Aduh Bu … Kan jauh kalau lewat sana, bisa semakin terlambat aku, ” kataku pada ibu.
Aku benar-benar tidak sabar, aku sangat
kesal. Mana mungkin ada perbaikan jalan hari ini, tidak bisakah besok saja
perbaikan jalannya. Akhirnya dari pada lebih terlambat lagi aku menuruti apa
kata ibu.
“
Ya sudah …, lewat sana saja, Bu, ”kataku pada ibu dengan lirih
Setelah
perjalanan ke sekolah terasa begitu lama, aku akhirnya sampai di sekolah. Dan
ah…. Aku baru ingat bahwa pelajaran pertama hari ini adalah Bhs. Indonesia.
Langsung saja kuraih tangan ibu untuk bersalim, lalu pamit sambil berlari
masuk.
“
Ibu, aku masuk dulu. Assalamualaikum. ” pamitku pada ibu.
“
Waalaikumsalam. Hati-hati, Nak. ” jawab ibu yang tak begitu jelas ku dengar
karena jara yang sudah cukup jauh.
Sesampainya di depan kelas, aku hampir
saja menerobos masuk karena berlari cukup cepat. Untung saja masih sempat untuk
berhenti. Di dalam kelas tampak teman-teman masih menyanyikan lagu wajib.
@@@
Sambil menunggu
teman-teman selesai bernyanyi, aku berdiri di luar kelas dengan sangat gugup.
Keringat dingin menetes di keningku. Tiba-tiba teman sekelasku sudah selesai
menyanyikan lagu wajib yang terkesan sangat singkat untukku. Jantungku mulai
berdegup kencang. Kulangkahkan kakiku masuk ke kelas dengan perasaan bercampur
aduk. Antara takut, gugup, dan malu karena datang terlambat.
“
Assalamualaikum.” Ucapku sambil masuk dengan takut-takut.
“
waalaikumsalam. ” jawab Bapak Jamad guru Bhs. Indonesiaku dan teman-teman
serentak.
Kudengar teman-teman tertawa kecil dan
kupikir mereka menertawakanku karena terlambat. Hal itu membuatku bertambah
malu. Tiba-tiba lamunanku buyar setelah mendengar suara Bapak Jamad.
“
Kamu kenapa terlambat, Naja ? ” Tanya Bapak Jamad padaku.
“
Maaf pak, saya bangun kesiangan, ” jawabku dengan suara yang agak bergetar.
“
Kenapa bisa bangun kesiangan, tidur pukul berapa kamu tadi malam?
” Tanya Bapak Jamad lagi.
“
Seperti biasa pukul sembilan saya sudah tidur, Pak. ”
jawabku.
“
Ya,sudah jangan diulangi lagi …. Silakan duduk! ” kata
Bapak Jamad.
Betapa senangnya aku
ketika Bapak Jamad langsung menyuruhku duduk tanpa memberiku hukuman. Namun aku
merasa masih ada yang ganjal, karena setelah dudukpun teman-teman masih
terdengar tertawa kecil dan berbisik-bisik sambil melirikku. Aku merasa
bingung, entah apa yang mereka tertawakan karena kurasa tak ada yang lucu.
Kemudian Susi teman sebangkuku memberitahuku sambil berbisik pelan.
“
Naja, mereka menertawakanmu karena seragam yang kamu gunakan hari ini salah. ”
kata Susi mengingatkanku
Langsung saja kulihat bajuku dan benar
saja seragam yang kugunakan salah.
Spontan saja kelasku menjadi riuh, teman-teman menyorakiku. Aku jadi salah
tingkah dan malu. Betapa sialnya aku hari ini. Dan ini semua terjadi karena
kesalahanku bangun kesiangan.
Sabtu, 05 Desember 2015
8:53:00 PM |
Diposting oleh
mgmpbin@blogspot.com
Cerpen :
ANTARA JODOH DAN DIJODOHKAN
Karya : Jauhilmeyah dan St Maimunah
Liburan panjang telah
tiba . Alfin yang sudah sejak lama menanti liburan panjang kini sudah lega
hatinya. Dia sudah merasa terbebas dari beban tetek bengek yang berkaitan
dengan tugas-tugas sekolah. Kesempatan yang baik ini dia berencana untuk
berlibur ke rumah kakeknya yang berada di pedesaan. Dia sudah merasakan
kejenuhan di kota. Sehari-hari dia
bergelut dengan suasana kota yang semakin lama semakin bising. Maklum, sekolah dia juga di kota, tepatnya di
SMA Negeri 6 Surabaya. Padahal
orangtuanya juga berasal dari desa. Namun dia dilahirkan dan dibesarkan di
kota. Hanya sesekali dia berkunjung ke
desa. Itupun kalau tidak diajak
orangtuanya berlibur ke ibu kota, ke saudara ayahnya di Jakarta.
Setelah menyiapkan
barang-barang yang dibutuhkan dia pun berangkat dengan menggunakan sepeda
motornya. Perjalanan menuju rumah kakeknya membutuhksn waktu kurang lebih tiga
jam atau sekitar 165 km.
Beberapa lama kemudian
akhirnya dia sampai ke rumah kakeknya. Semua keluarga di rumah kakeknya
menyambutnya dengan senang hati.
“Kamu hanya sendirian
?” tanya sang kakek dengan nada senang.
“Ya, Kek. Ayah dan ibu masih sibuk,” jawab Alfin.
“Bagaimana kabar di
rumahmu?” lanjut kakeknya,
“Baik-baik, Kek. Oh ya
ada salam dari ibu, ini dari ibu,” kata
Alfin sambil memberikan sebuah amplop dan menyalami semua yang ada di situ.
“Oh ya, terima kasih,”
kata kakeknya.
Sebagai seorang anak
kota , Alfin merasa bahwa dirinya tampak gaul, keren, dan lebih pintar
dibandingkan dengan anak-anak di desa lainnya. Di desa tempat kakeknya tinggal
ia ditemani oleh adik sepupunya yang bernama Sofyan. Sofyan sangat senang
apabila Alfin datang berlibur di desa itu.
Umur Sofyan hampir sebaya dengan Alfin. Tapi Sofyan dilahirkan dan
dibesarkan di desa. Sekolahnya pun mulai SD di desa.
Langganan:
Postingan (Atom)